Selasa, 07 Agustus 2012

mengadaptasi mata pelajaran


Mengadaptasi mata pelajaran: sebuah pandangan kritis
Claudia Saraceni


Adaptasi sebagai pengembangan kesadaran
Peranan pemelajar dalam proses adaptasi
            Selama beberapa dekade peneliti menekankan pentingnya peranan pemelajar dalam proses belajar; Namun demikian pemelajar secara tradisional diberikan peranan pasif dalam kelas  terutama sejauh yang berhubungan dengan mengadaptasi mata pelajaran –‘ penidaklibatan – pemelajar’ (All wright, 1978). Namun demikian, dalam pendapat saya, ketidaksesuaian hal tersebut  hanya jelas terlihat  karena banyak para peneliti sebenarnya telah menekankan  peranan tersebut tetapi secara bersamaan banyak diantara mereka belum mengusulkan  cara yang jelas dalam meletakkan teori tersebut ke dalam praktek. Merekapun memberikan pemikiran yang agak dangkal dan bertentangan  pada bagaimana memberikan pemelajar peranan aktif dalam proses pengadaptasian mata pelajaran. Konteks pengajaran dan belajar harus dipertimbangkan secara  keseluruhan, dengan jalan mana kita berbicara tentang pemberikuasaan kepada siswa daripada pelibatan siswa (Maley di Tomlinson, 1998: 279-94)

Satu model untuk mengadaptasi mata pelajaran
            Dalam pendekatan tradisional terhadap penulisan materi, di mana keseluruhan struktur dirancang dengan cara yang sangat preskriptif, pemelajar harus mengikuti aktifitas dalam cara yang tersusun secara khusus agar unit tertentu dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Susunan dan pendekatan yang demikian harus dihapus dan digantikan dengan satu set materi yang jauh lebih fleksibel dan terbuka terhadap interpretasi  berbeda dan adaptasi oleh para pemelajar. Pendekatan alternatif tersebut dapat dianggap sebagai satu cara untuk membuat materi lebih relevan bagi kelompok pemelajar yang lebih luas tanpa risiko membuatnya dangkal dan sepele.
Daftar fitur kunci dalam adaptasi materi
            Berikut adalah daftar poin kunci dasar untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi dan mengadaptasi mata pelajaran. Ini dapat digunakan sebagai proposal untuk dikembangkan lebih lanjut dan diadaptasi untuk situasi kelas yang berbeda.

Learner –centred (berpusat pada pemelajar)
Materi  harus meletakan pemelajar pada pusat proses belajar dan membuat mereka penyedia input utama, mengingat guru atau materi harus mewakili fasilitator pembelajaran bahasa dan harus memberikan stimulus, titik awal, bagi pengeksposan bahasa juga untuk pendekatan berbeda. Oleh karena itu, materi harus ditulis untuk memfasilitasi adaptasi, yang harus diserahkan secara utama di tangan pemelajar.

Fleksibilitas dan Pilihan
            Materi harus fleksibel dalam hal mereka harus memberikan pemelajar kemungkinan memilih aktifitas yang berbeda, tugas, proyek dan pendekatan, dan oleh karena nya memilih adaptasi materi kebutuhan belajar yang mereka inginkan sendiri.

Open – ended (berakhir terbuka)
            Salah satu poin penting pengalaman estetis (Rosenblatt, 19 68; Saraceni, 2000) mengacu pada fakta bahwa pengalaman tersebut meningkatkan subyektifitas materi dan interpretasi mereka yang beragam. Materi tidak didasarkan pada uji benar/salah dan latihan tetapi lebih kepada keterbukaan terhadap banyak ide dan sudut pandang yang berbeda; mereka mendorong beragam interpretasi dan ditulis dengan tujuan utama meningkatkan subyektifitas respon, baik teks tulis maupun lisan.

Relevant
            Dalam usaha untuk menggambar hubungan antara proses adaptasi dan proses membaca, materi yang dibiarkan open-ended, sebagaimana dijelaskan di atas menjadi relevan bagi pemelajar ketika mereka mengisi bagian kosong dan rung terbuka dengan ide, interpretasi dan diskusi mereka.

Universal
            Materi harus didasarkan pada topik universal yang  menarik yang secara budaya membangkitkan, dalam pengertian mereka khusus secara budaya tetapi, pada waktu yang bersamaan, mereka hadir di semua budaya.

Authentic
            Materi harud didasarkan pada teks  yang autentik, yaitu teks yang sudah ditulis untuk tujuan diluar pengajar bahasa. Pada saat yang bersamaan, aktifitas yang digunakan dengan teks tersebut harus juga autentik  karena menggunakan tugas seperti mengisi ruang kosong atau menjawab pertanyaan pemahaman akan juga membuat teks menjadi tidak autentik.





Topik provokatif, pengalaman estetis dan mengadaptasi mata pelajaran
Proses adaptasi  dipertimbangkan pada dua tingkat:
·        Mengadaptasi materi dengan tujuan membuatnya relevan dan efektif dalam kelas khusus.
·        Mengadaptasi materi dengan tujuan merubah sasaran mereka, dalam rangka mengurangi jarak antara penelitian dan praktek di kelas dan materi terbitan.

Contoh khusus materi terbitan, yang hanya berbeda dalam bentuk dan pengaruh visual tapi semua didasarkan pada topik dan aktifitas yang sama, karenanya memiliki sasaran yang sama pula.
Aktifitas: mereka didasarkan pada manipulasi bahasa, seperti drill (pengulangan), ujian pemahaman, tabel tukaran dsb.
Topik: sangat disepelekan dan seringkali tidak relevan dengan kebutuhan dan kepentingan pemelajar.
Sasaran: didasarkan pada prinsip utama presentasi, pendekatan latihan dan produksi, yang terlihat muncul berlimpah di banyak buku pelajaran namun tidak memiliki dasar dalam penelitian. Tidak inovatif dan dalam pendapat saya, berkontribusi terhadap ‘kegagalan’ nyata pada begitu banyak pelajaran bahasa, terutama pada tingkat pemula. (Tomlinson, 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar